Kamis, 31 Oktober 2013

BBM Jadi Tumpuan Bisnis BlackBerry

Sudah sepekan BlackBerry meluncurkan layanan BBM untuk perangkat iPhone dan Android. Responnya luar biasa. Menurut BlackBerry, BBM diunduh oleh 20 juta pengguna selama seminggu.


Kini menurut data yang dirilis BlackBerry, pengguna BBM aktif ada 80 juta pengguna. Di Indonesia kebanyakan pengguna BBM di iPhone dan Android adalah mereka yang sebelumnya memang sudah menggunakan BlackBerry.

Seorang rekan pernah berceloteh, "Kalau bukan karena BBM, gue pasti nggak akan pakai BB lagi. Teman, keluarga, klien, sampai selingkuhan semua disitu euy," dan benar saja begitu BBM dirilis dia langsung memberikan BB ke si Mba yang membantu di rumah.

"Akhirnya gue cuma bisa pegang satu gadget untuk semuanya termasuk BBM," katanya menambahkan.

Ternyata tidak semua pengguna iPhone dan Android mengunduh BBM. Rekan lain yang ditemui, "buat gue sih perkara sikap untuk nggak download BBM," katanya. Dan rata-rata yang menolak mengunduh BBM adalah mereka yang dari awal memang tidak menggunakan BB atau anti-BB.

"Buat apa unduh BBM, kan sudah ada iMessage, WhatsApp, Line, dan yang lain-lain. Itu juga temannya itu-itu lagi," tambah rekan yang meninggalkan BB sejak iPhone 4 dirilis.

Dengan data 20 juta pengunduh dalam sepekan, bila diambil 10% saja berarti 2 juta perangkat BB sudah pensiun atau berpindah tangan entah dijual maupun diberikan gratis.

Menemui Tedi, seorang pedagang ponsel kios yang kebanjiran penjualan BlackBerry dalam seminggu terakhir ini. "Biasanya sehari paling dua yang mau jual, ini dari kemarin sehari bisa tujuh yang datang dan rata-rata mau jual gemini atau onyx," katanya.

Ketika ditanya berapa yang akhirnya dia beli, Tedi menjawab hanya sedikit. Hal ini karena dia takut susah menjualnya kembali, apalagi belakangan di kios ponselnya laris terjual ponsel android 800 ribuan.

Keadaan ini pun serupa dengan yang dialami Faisal yang memiliki kios di sentra ponsel kota Bandung. Menurutnya orang-orang yang jual BB ke kiosnya akhirnya rela dibeli dengan harga murah, asal ada uang tambahan buat beli ponsel Android OS jelly bean minimal harga 2 jutaan.

Sebelum BBM rilis pun angka penjualan BlackBerry sudah mengkhawatirkan. Jajaran produk BlackBerry 10 yang banyak rilis tahun ini pun tidak banyak membantu. Salah satu alasan orang enggan membeli BB baru karena tidak ada fungsi tambahan selain BBM.

Ditambah kini semakin populernya berbagai aplikasi social networking seperti path, instagram, serta game-game macam Line PokoPang dan Candy Crush yang hanya tersedia untuk perangkat iOS dan Android.

Lantas apa yang harus dilakukan BlackBerry untuk tetap bisa bertahan?

Mungkinkah layanan BBM menjadi topangan bisnis BlackBerry kedepan?

Belakangan BlackBerry Indonesia rajin membelanjakan budget promosinya di televisi dan radio. Mungkin masih ingat munculnya logo BlackBerry saat laga AFF U-19 dimana tim Garuda Muda menjadi juara.

Ketika sebagian tulisan ini dibikin sambil menonton acara gosip di Global TV, dalam satu jam tayang lebih dari enam kali iklan BlackBerry 9720 dan Simpati muncul.

Tentunya lewat sejumlah iklan-iklan tersebut, BlackBerry Indonesia berharap dampak terhadapat meningkatnya penjualan perangkat BB di pasar Indonesia. Tetapi dengan hadirnya BBM di Android dan iPhone apa mungkin?

Sudah jelas baik di pasar tradisional maupun e-commerce, BB sudah tidak jadi pilihan para calon pembeli. Satu langkah yang bisa dilakukan oleh BlackBerry adalah membuat perangkat BB murah dibawah Rp 1 juta yang bisa menggaet pasar non kota besar layaknya penjualan feature phone milik Nokia yang stabil di kota-kota kecil di Indonesia.

Andrew Bocking, bos BlackBerry khusus BBM, dalam sesi wawancara dengan media lokal Kanada sudah membocorkan akan melakukan monetizing pada BBM. Bukan pada aplikasi BBM yang dipastikannya akan gratis, melainkan iklan akan hadir pada layanan BBM di iPhone dan Android.

Andrew belum bisa memastikan kapan iklan-iklan tersebut akan muncul, tapi menurutnya ini adalah salah satu cara terbaik BBM untuk menghasilkan pendapatan. Alternatif lain mungkin menjual sticker seperti yang dilakukan Line dan KakaoTalk.

Tapi mayoritas pengguna BBM ada di Asia terutama Indonesia, menjual sticker diyakini bukan langkah yang bagus. Penasaran juga sih dengan langkah besar-besaran Line dan KakaoTalk menjual sticker di Indonesia dengan menggandeng sejumlah selebritis papan atas. Balik modal nggak ya mereka?

Dengan pengguna BBM yang bertambah besar nantinya bisa saja iklan jadi alternatif bagus cari pemasukan. Bila penerapannya seperti pada UberSocial, echofon, dan twitter client lainnya dipastikan pengguna tidak akan keberatan.

Berapa besar biaya iklan pada BBM kira-kira? Karena nilainya harus bisa memenuhi kebutuhan operasional BlackBerry di masa depan. Tapi mustahil bila BBM akhirnya akan jadi penopang hidup BlackBerry. Kecuali terjadi PHK besar-besaran dan yang tersisa adalah tim BlackBerry BBM saja.

Atau mungkin dalam beberapa tahun kedepan, BlackBerry dari perusahaan perangkat komunikasi terbesar yang pernah ada berubah jadi perusahaan aplikasi messenger layaknya WhatsApp, Line, KakaoTalk, WeChat, Viber, dll.

Seorang pejabat senior BlackBerry Indonesia pernah bercanda, "iya nih, gue lagi siapin CV mau apply ke tempat lain," jawabnya ketika ditanya masa depan BlackBerry.

Langkah berani lain yang harus segera diambil oleh BlackBerry adalah melebur OS BlackBerry 10 dengan android atau windows phone.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar